REVIEW KIMIA DASAR
PERTEMUAN KETUJUH
NAMA: LORANZA AFRIANTI
NIM: A1C217039
KELAS: R-003
DOSEN
PENGAMPU: Dr.Yusnelti,M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam
keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu
kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat
disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan
keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu
berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung
dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan
hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He;
mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron
valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti
gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi,
atom disebut mengikuti aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil
(seperti H dan Li) berusaha mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut
mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas
mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
Konsep ikatan kimia ini pertama kali dikemukakan
pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton
Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman. Suatu atom bergabung dengan atom
lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa
kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu
ikatan yang terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion
negative [atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk
bersifat polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara
terpadu oleh suatu bentuk ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang
ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan
Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan
kimia.
·
Unsur- unsur gas mulia ( golongan
VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi electronnya memeliki susunan
electron yang Stabil.
·
Setiap unsur berusaha memeliki
konfigurasi electron seperti yang di meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan
cara melepaskan electron atau menangkap electron.
·
Jika suatu unsure melepaskan
electron, artinya unsure itu electron pada unsure lain. Sebaliknya, jika unsure
itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain. Jadi
susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain.
·
Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di kulit
terluar di sebut kaida octet.
1.2 Tujuan
·
Dapat mengetahui apa itu ikatan kimia beserta
pembagiannya
·
Dapat mengetahui pembagian ikatan kovalen beserta
contohnya
·
Dapat menyelesaikan soal-soal dari ikatan-ikatan kimia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Ikatan Kimia
Ikatan
kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi
stabil. Dengan kata lain ikatan
kimia adalah kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu
senyawa.Ikatan kimia dilakukan dengan melepas atau menerima electron,
sehingga susunan electron menjadi stabil (seperti susunan pada gas
mulia).
Tujuan
pembentukan ikatan kimia adalah guna terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Kestabilan unsur terjadi apabila suatu unsur mengikuti aturan oktet. Aturan
Oktet adalah kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi
elektronnnya sama seperti gas mulia. Unsur gas mulia (Gol VIIIA) mempunyai
elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, hanya unsur Helium).
Kulit pertama
(kulit K) = 2 elektron
Kulit kedua
(kulit L) = 8 elektron
Kulit ketiga
(kulit M) = 18 elektron
Kulit keempat
(kulit N) = 32 elektron
2.2Pembagian Ikatan Kimia
2.1.1 Ikatan Ion
Ikatan ion
merupakan suatu ikatan yang terjadi pada atom yang memiliki muatan
yang besarnya sama tapi mempunyai muatan yang berlawanan tanda. Ikatan ion
terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif.
Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan pada
ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron.
2.1.1.1 Ciri-Ciri Ikatan Ion
Ada ada
beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini yaitu daftar
dari beberapa karakteristik berikut:
- Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-logam cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara logam dan non-logam. Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya bisa terbentuk antara non-logam, ikatan ion bisa terbentuk antara logam dan non-logam.
- Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium adalah logam sedangkan klorin adalah non-logam.
- Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, mempunyai efek pada kelarutan senyawa yang dihasilkan.
- Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen, larutan cenderung untuk menghantarkan listrik.
- Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion cenderung mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih besar.
·
Titik lebur dan titik didih yang tinggi
·
Dalam keadaan lebur dan larutan dapat
menghantarkan arus listrik ataubersifat konduktor
·
Keras dan
mudah patah
·
Mudah larut dalam air
·
Tidak larut dalam pelarut nonpolar
2.1.1.3 Contoh
Ikatan Ion
Misalnya pada garam meja
(natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom
natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+), sedangkan
atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-).
Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium
klorida.
Na + Cl → Na+
+ Cl- → NaCl
2.1.1.4 Pembentukan Ikatan Ion
Perhatikan
contoh pembentukan ikatan ion antara unsur Na (natrium) dan Cl (klorida)
berikut ini:
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif
kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan
struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl
digambarkan sebagai berikut.
*Catatan:
Lambang
titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap
titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik
elektron adalah elektron terluarnya.
2.1.2 Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen adalah ikatanyang terjadi karena
pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan
kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk
melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah
satu atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron, yang dalam pembentukannya,
masing-masing atom mempunyai orbital pada kulit terluar yang berisi elektron
tunggal. Dan kedua orbial tersebut saling tumpang-tindih (overlap) sehingga
sebuah pasangan elektron terbentuk, kemudian dipakai secara bersama oleh kedua
atom. Ikatan kovalen terbentuk oleh sesama unsur non logam.
“ikatan yang
terbentuk akibat adanya pemakaian elektrom bersama-sama antara unsur non logam” Dengan kata lain, sama-sama memberi dan menerima
2.1.2.1 Pembagian Ikatan Kovalen
2.1.2.1.1 Ikatan
Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen
tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama satu pasang
elektron (setiap atom yang berikatan memberikan satu elektron valensi untuk
digunakan secara bersama-sama). Dengan demikian jumlah PEI adalah satu.
|
Contoh
1H = 1 9F = 2, 7
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F
memiliki 7 elektron valensi. Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron
yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron
tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). Jadi, atom H dan F
masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.
2.1.2.1.2 Ikatan
Kovalen Rangkap Dua
Ikatan
kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan
bersama dua pasang elektron. Ikatan yang terbentuk digambarkan menggunakan dua
garis lurus. Misalnya molekul O2 dan CO2.
Contoh:
·
Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada
Senyawa O2
Atom O memiliki
konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6. Untuk mencapai
kestabilannya, atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling
berikatan, setiap atom O harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama
sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4.
·
Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada
Senyawa CO2
Atom C memiliki
konfigurasi elektron 2 4 sehingga elektron valensinya 4. Adapun atom O memiliki
konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6.
Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron,
sedangkan atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika atom C dan atom O saling
berikatan, 1 atom C harus menyumbangkan 4 elektron untuk digunakan bersama.
Adapun atom O harus menyumbangkan 2 elektron. Berapakah jumlah atom O yang
harus diikat atom C? Jika hanya 1 atom O, atom O telah memenuhi kaidah oktet.
Namun, atom C masih kekurangan 2 elektron.
Agar memenuhi kaidah oktet, atom C harus mengikat 1 atom O lagi sehingga
jumlah atom O yang diikat berjumlah 2 buah. Pada keadaan ini, atom C dan O
memenuhi kaidah oktet (mencapai kestabilan). Jadi, elektron yang digunakan
bersama setiap pasangan atom C dan atom O berjumlah 4 elektron.
2.1.2.1.3 Ikatan
Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan
kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan
bersama tiga pasang elektron. Ikatan yang terbentuk digambarkan menggunakan
tiga garis lurus. Misalnya pembentukan molekul nitrogen (N2)
dan molekul asetilen (C2H2).
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk
molekul N2
Konfigurasi elektronnya :
7N = 2, 5
Atom N
memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang
stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3. Ke-2 atom N
saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan
menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
Ikatan ion (atau ikatan elektro kovalen) adalah jenis
ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau
ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik.
Dengan kata lain,ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion
yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam dapur (natrium klorida).Ketika natrium (Na) dan klor
(Cl) bergabung,atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation
(Na+),sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion
(Cl-).Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk
natrium klorida.
Na + Cl
→ Na+ + Cl- → NaCl
2.1.2.1.4 Ikatan
Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
[Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima
pasangan elektron yang digunakan bersama.
Dengan demikian dalam kasus ini ada pihak penyumbang (donor) dan ada pihak
penerima (akseptor) pasangan elektron. Ikatan demikian ini tentu saja merupakan
ikatan kovalen dan sering dinyatakan secara khusus sebagai ikatan kovalen
koordinasi atau ikatan kovalen koordinat dengan simbol tanda panah dari atom
donor menuju akseptor, meskipun hal ini bukan suatu keharusan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rumuskimia.net/2016/04/ikatan-ion.html
usaha321.net/pengertian-ikatan-kovalen.html
http://www.studiobelajar.com/ikatan-kimia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar