REVIEW
KIMIA DASAR
PERTEMUAN
KELIMA
NAMA: LORANZA AFRIANTI
NIM: A1C217039
KELAS: R-003
DOSEN
PENGAMPU: Dr.Yusnelti,M.Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak terlepas
dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu
mengkaji persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara
keseluruhan. Dengan hal tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar
belakang ini adalah sejarah perkembangan system periodik unsur mulai dari
pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga pengelompokkan yang secara
modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami sejarah
perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan, periode, dan
sifat-sifat unsur dalam system periodik modern.
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan
sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur.. Puncak dari usaha-usaha para ahli
tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik
unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai
sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali
unsur-unsur yang kini jumlahnya 155 macam.
1.2
Tujuan
·
Mengetahui susunan berkala dan beberapa
sifat unsure
·
Mengetahui beberapa sifat unsur
·
Mengetahui susunan berkala tahap pertama
·
Mengetahui pandangan terbaru tentang
atom
·
Mengetahui nomor atom dan tabel periodik
yang baru
·
Mengetahui reaksi Logam dan Nonlogam dan
pembentukan senyawa ion
·
Mengetahui reaksi antara unsure nonlogam
dan Pembentukan senyawa molecular
·
Mengetahui beberapa sifat senyawa ionic
dan senyawa molecular
·
Mengetahui reaksi oksidasi dan reduksi
·
Mengetahui cara memberikan nama senyawa
kimia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Susunan Berkala dan Beberapa Sifat Unsur
2.1.1
Susunan Berkala
Susunan Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur.
Dengan ilmu kimia kita dapat mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan
interaksi antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi
suatu perubahan kimia (reaksi kimia persenyawaan dan lain-lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur
terdapat di alam dan masing-masing unsur memiliki sifat-sifat yang berbeda.
Oleh karena itu untuk mempelajari kelakukan setiap unsur, perlu diadakan
klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan yang didasarkan atas persamaan
sifat-sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang mirip dimasukan ke
dalam satu golongan, sehingga dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih
sistimatis, sekaligus dapat melihat hubungan antara satu hal dengan hal
lainnya. Secara singkat, guna susunan berkala adalah untuk meramalkan dan
mengetahui sifat unsur, sehingga kita dapat meramalkaan dan mengetahui berbagai
gejala/kejadian di alam.
·
Susunan Berkala Mendeleev dan Meyer
Unsur-unsur disusun dalam suatu tabel berdasarkan
sifat-sifatnya yang merupakan fungsi dari massa atom relative.
Unsur dengan sifat-sifat yang sama diletakkan
dalam satu kolom dari atas ke bawah (Meyer berdasarkan sifat fisika sedangkan
Mendeleev berdasarkan sifat kimia dan fisika).Terdapat 8 golongan (kolom vertical)
dan 7 perioda ( baris horizontal)
Mendeleev dapat meramalkan sifat unsur yang belum
ditemukan yang akan mengisi tempat yang kosong dalam tabel
Kelemahan susunan berkala Mendeleev: beberapa
urutan unsur terbalik jika ditinjau dari bertambahnya massa atom.
2.1.2 Sifat-sifat Unsur
·
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar.
Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti
atom.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung
semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin
kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom
cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton
dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi
elektron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin
kuat.
·
Jari-jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata
(signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan
positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan
negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya.
·
Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan oleh
suatu atom/ion untuk melepaskan sebuah elektron yang terikat paling lemah
(elektron teluar).
Energi ionisasi merupakan energi yang digunakan untuk
melawan gaya tarik inti terhadap elektron terluarnya, jadi semakin jauh dari
inti maka semakin kecil energi ionisasinya dan semakin mudah elektron itu
dilepaskan.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah
makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti
makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yang seperiode : energi ionisai pada umumnya
makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian
:
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang
lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih
besar dari pada golongan VI A.
·
Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan
oleh suatu atom untuk menerina sebuah elektron. Jadi, unsur yang mempunyai
afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin
negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap
elektron.
Dalam satu periode
dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap
elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar
sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan
dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti
terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari
luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
·
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah
gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur
bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin ke
kanan makin besar. Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki
oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen).
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan
oksidasi (biloks) unsur dalam suatu senyawa.
·
Sifat Logam dan Non Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain :
mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan
tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam
tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat
logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan
batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering
digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada
batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Contoh
:
1.
Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa
sifat bukan logam. Hal ini disebut unsur-unsur amfoter.
2.
Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki
beberapa sifat logam. Hal
ini
disebut unsur-unsur metalloid.
·
Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan
elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah
golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula
kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA
tidak reaktif.
2.2 Beberapa Sifat Unsur
2.2.1
Logam
Sifat logam berkaitan dengan kemampuan suatu atom melepas
elektron atau menjadi bermuatan positif (kation). Atom yang mengalami
kekurangan elektron maupun penambahan elektron, tidak akan mempengaruhi
jumlah neutron dan proton pada suatu atom. Sifat-sifat unsur logam
yang sangat spesifik yaitu antara lain, mengkilap, menghantarkan listrik dan
panas sehingga bisa disebut sebagai penghantar panas yang baik. Sifat-sifat
logam, dalam sistem periodik makin ke bawah maka makin bertambah, dan makin ke
kanan maka makin berkurang.. Unsur-unsur yang terletak pada batas tersebut
adalah unsur yang memiliki sifat ganda. Beberapa hal yang berkaitan dengan
unsur logam yaitu, sifat logam cenderung dikaitkan dengan keelektropositifan,
yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. Dan sifat
logam bergantung pada besarnya energi ionisasi, makin besar harga energi
ionisasi maka semakin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin
kurang sifat logamnya. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk
melepas satu elektron terluar.
2.2.2
Non Logam
Sifat non logam berkaitan dengan penerimaan elektron oleh
suatu atom atau menjadi bermuatan negatif (membentuk anion). Yang termasuk
unsur nonlogam antara lain yaitu, halogen dan gas mulia serta 7 unsur lainnya,
hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (F), belerang (S)
dan selenium (Se). Sebagian besar unsur nonlogam terletak pada bagian atas
tabel periodik.. Nonlogam bersifat insulator atau semikonduktor, maksudnya
unsur nonlogam adalah penghantar listrik yang tidak sebaik logam. Nonlogam
dapat membentuk ikatan ion, dengan menarik elektron dari logam. Dan dapat membentuk
ikatan kovalen dengan nonlogam lainnya. Beberapa hal yang berkaitan
dengan unsur nonlogam adalah keelektronegatifan yaitu yaitu kecenderungan atom
untuk menarik elektron, dan dalam satu periode (dari atas ke bawah) sifat
nonlogam berkurang. Serta unsur yang paling bersifat nonlogam berada pada
golongan VII A.
2.2.3 Metaloid
Metaloid disebut juga dengan logam tanggung atau semimetal, karena metaloid memiliki sifat logam dan nonlogam. . Metaloid pada dasarnya berbeda dengan logam, bila logam adalah konduktor (penghantar panas yang baik) sementara metaloid adalah semikonduktor (penghantar panas yang tidak sebaik logam). Metaloid yang paling terkenal yaitu silikon. Selain itu ada juga arsenik (As), sitibium (Sb), boron (B), germaium (Ge), telurium (Te), polonium (Po) dan astatin (At). Sifat-sifat metaloid pada dasarnya yaitu memiliki sifat logam dan nonlogam yang baik, namun ada juga sifat lainnya yakni, lebih rapuh daripada logam, dan kurang rapuh daripada nonlogam. Pada umumnya metaloid bersifat semikonduktor terhadap listrik. Pada tabel periodik, metaloid membentuk garis diagonal dari boron ke polonium. Unsur-unsur di kanan atas garis ini termasuk nonlogam sedangkan yang berada di kiri bawah adalah logam.
Metaloid disebut juga dengan logam tanggung atau semimetal, karena metaloid memiliki sifat logam dan nonlogam. . Metaloid pada dasarnya berbeda dengan logam, bila logam adalah konduktor (penghantar panas yang baik) sementara metaloid adalah semikonduktor (penghantar panas yang tidak sebaik logam). Metaloid yang paling terkenal yaitu silikon. Selain itu ada juga arsenik (As), sitibium (Sb), boron (B), germaium (Ge), telurium (Te), polonium (Po) dan astatin (At). Sifat-sifat metaloid pada dasarnya yaitu memiliki sifat logam dan nonlogam yang baik, namun ada juga sifat lainnya yakni, lebih rapuh daripada logam, dan kurang rapuh daripada nonlogam. Pada umumnya metaloid bersifat semikonduktor terhadap listrik. Pada tabel periodik, metaloid membentuk garis diagonal dari boron ke polonium. Unsur-unsur di kanan atas garis ini termasuk nonlogam sedangkan yang berada di kiri bawah adalah logam.
2.3 Susunan Berkala Tahap Pertama
2.3.1
Pengelompokkan Unsur Menurut Antoine Lavoisier
Perbedaan Logam dan Non Logam
Logam
|
Non
Logam
|
|
|
Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih
ditemukan beberapa unsur yang memiliki sifat logam dan non-logam (unsur
metaloid), misalnya unsur silikon, antimon, dan arsen. Jadi, penggolongan unsur
menjadi unsur logam dan non-logam masih memiliki kelemahan.
2.3.2 Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang Dobereiner
Dobereiner adalah orang pertama menemukan hubungan
antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya. Unsu-unsur dikelompokkan
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas tiga unsur,
sehingga disebut triade. Di dalam triade, unsur ke-2 mempunyai
sifat-sifat yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki massa atom
sama dengan massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.
Jenis Triade :- Triade Litium(Li), Natrium(Na), Kalium(k)
- Triade Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Br)
- Triade Klor(Cl), Brom(Br), Iodium(I)
2.3.3 Pengelompokan Unsur Menurut John Newlands
Triade Debereiner mendorong John Alexander
Reina Newlands untuk melanjutkan upaya pengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom dan keterkaitannya dengan sifat unsur.
Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan
letaknya sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur akan
terulang pada tiap unsur kedelapan. Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan
not lagu (oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf (law of octaves). Tabel
berikut menunjukkan pengelompokan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands.
2.3.4 Pengelompokan Unsur Menurut Dmitri Mendeleev
Dmitri
Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang sudah
dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev
selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur
vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode.
Tabel
pengelompokan menurut Mendeleev
2.3.5 Pengelompokkan Unsur Menurut Henry Moseley
Tabel periodik Mendeleev dikemukakan sebelum
penemuan struktur atom, yaitu partikel-partikel penyusun atom. Partikel
penyusun inti atom yaitu proton dan neutron, sedangkan elektron mengitari inti
atom. Setelah partikel-partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada beberapa
unsur yang mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah
neutron berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom
yang mempunyai jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda
karena massa proton dan neutron menentukan massa atom.
Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh
massa atom, tetapi ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah
proton menyatakan nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur ditentukan oleh
nomor atom. Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor
atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil percobaan Henry
Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat kimia unsur merupakan
fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur diurutkan
berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan berulang secara
periodik
2.4 Pandangan Terbaru Tentang Atom
2.4.1 DefinisI Awal
Definisi awal tentang konsep atom berlangsung > 2000
thn. Dulu atom dianggap sebagai bola keras sedangkan sekarang atom dianggap
sebagai awan materi yang kompleks. Dibawah ini akan dipaparkan konsep Yunani
tentang atom:
- Pandangan
filosof Yunani
Atom adalah Konsep kemampuan untuk dipecah yg tiada berakhir - Leucippus (Abad
ke-5 SM)
Ada batas kemampuan untuk dibagi, sehingga harus ada bagian yang tidak dapat dibagi lagi - Democritus (380-470
SM)
A: tidak, tomos: dibagi. Jadi atom adalah partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Atom setiap unsur memilki bentuk & ukuran yang berbeda. - Lucretius
Sifat atom suatu bahan dalam “ On the Nature of Things ”
2.4.2 Perkembangan Model Atom Secara Ilmiah
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh
John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911)
dan disempurnakan oleh Bohr (1914). Setelah model atom Bohr, Heisenberg mengajukan model atom
yang lebih dikenal dengan model atom mekanika gelombang atau model atom modern.
Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom.
Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom.
2.4.3 Model Atom Modern
Model
atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin
Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak
mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron
pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk
mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital
dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan
untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan
ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger
x,y dan z
Y m Ñ’ E V |
=
Posisi dalam tiga dimensi
= Fungsi gelombang = massa = h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14 = Energi total = Energi potensial |
Empat
unsur kimia baru kini telah memiliki nama dan simbol resmi di International
Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Setelah ulasan selama lima bulan,
para ahli kimia yang tergabung dalam IUPAC ini menyepakati empat nama untuk
unsur super berat dengan nomor atom 113, 115, 117 dan 118.
4 Unsur Baru Resmi Masuk di Tabel Periodik
Kimia
Unsur 113, diberi nama Nihonium (Nh), unsur dengan nomor atom 115 diberi nama Moscovium (Mc), unsur 117 diberi nama Tennessine (Ts) dan unsur 118 diberi nama Oganesson (Og). IUPAC mengumumkannempat unsur ini akan resmi masuk di tabel periodik unsur.
Ilmuwan di Jepang mengusulkan nama Nihonium (113) untuk mengabadikan nama Jepang dalam sistem periodik unsur. Nama untuk unsur 115 dan 117 diusulkan oleh periset gabungan dari peneliti Rusia. Nama Moscovium dan Tennessine mengacu pada daerah di mana unsur itu berhasil diciptakan. Sementara, nama Oganesson untuk unsur dengan nomor 118 ini diusulkan untuk menghormati Yuri Oganessian yang berkontribusi dalam berbagai penelitian mengenai unsur sehingga banyak berjasa di bidang fisika nuklir.
2.6
Reaksi Logam dan Nonlogam : Pembentukan Senyawa Ion Unsur 113, diberi nama Nihonium (Nh), unsur dengan nomor atom 115 diberi nama Moscovium (Mc), unsur 117 diberi nama Tennessine (Ts) dan unsur 118 diberi nama Oganesson (Og). IUPAC mengumumkannempat unsur ini akan resmi masuk di tabel periodik unsur.
Ilmuwan di Jepang mengusulkan nama Nihonium (113) untuk mengabadikan nama Jepang dalam sistem periodik unsur. Nama untuk unsur 115 dan 117 diusulkan oleh periset gabungan dari peneliti Rusia. Nama Moscovium dan Tennessine mengacu pada daerah di mana unsur itu berhasil diciptakan. Sementara, nama Oganesson untuk unsur dengan nomor 118 ini diusulkan untuk menghormati Yuri Oganessian yang berkontribusi dalam berbagai penelitian mengenai unsur sehingga banyak berjasa di bidang fisika nuklir.
Senyawa ionik adalah senyawa kimia yang terbentuk
oleh muatan listrik yang dimiliki oleh masing-masing ion atom
penyusunnya.Biasanya, senyawa ionik terdiri dari unsur logam bermuatan positif
dan non logam bermuatan negatif dan membentuk struktur kristal.Garam dapur –
NaCl – adalah senyawa ionik paling umum yang ditemukan di alam, yang terdiri
dari atom natrium (logam) bermuatan positif dan atom klor (non logam) bermuatan
negatif.Beberapa karakteristik senyawa ionik antara lain memiliki titik didik
dan titik leleh tinggi serta memiliki struktur berbentuk kristal.
Penamaan
senyawa ionik dilakukan dengan pertama menyebutkan kation (ion bermuatan
positif) dan diikuti dengan penyebutan anion (ion bermuatan negatif).Contoh
nama-nama senyawa dengan ikatan ionik diantaranya adalah natrium klorida,
kalium iodida, perak nitrat, dan merkuri klorida.Jumlah atom kation positif dan
atom anion negatif tidak termasuk dalam struktur penamaan. Sebagai contoh,
perak nitrat dengan rumus kimia AgNO3 tidak memerlukan bentuk jamak untuk
kelompok nitrat.
Contoh:
2Na(s) + Cl2 (g) ==>
2NaCl(s)
Mg(s) + Cl2 (g)
==> MgCl2(s)
2.7
Reaksi Diantara Unsur Non Logam : Pembentukan Senyawa Molekuler
Senyawa molekul: Mereka biasanya ada dalam keadaan
cair atau gas pada suhu dan tekanan standar. Hal ini karena kekuatan yang lemah
tarik-menarik antara atom membentuk ikatan kovalen.
Senyawa
molekul untuk menjadi lebih singkat yang disebut molekul. Sebagian besar
senyawa molekul yang ada mengandung banyak atom seperti gula pasir, sukrosa,
yang secara kimia ditulis sebagai C12H22O11.
Ini berarti bahwa ia memiliki 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom
oksigen.
Dalam
senyawa molekul, daya tarik atom disebut ikatan kovalen. Senyawa molekul
sebenarnya sama dengan senyawa kovalen ‘”hal-hal yang sama dengan nama yang
berbeda. Senyawa molekul biasanya memiliki sifat konduktivitas listrik sedikit
atau tidak ada. Jenis senyawa yang sering terbentuk antara dua non-logam.
CONTOH:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
C(s) + O2(g) → 2CO(g)
Karbonmonoksida sendiri mampu bereaksi dengan oksigen
membentuk CO2
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
2.8 Beberapa Sifat Senyawa Ionik dan Molekuler
2.8. 1 Pengertian Senyawa Ionik dan Senyawa Molekul
Senyawa Ionik: Senyawa ionik biasanya dalam keadaan
padat pada suhu dan tekanan standar (STP). Hal ini karena daya tarik yang kuat
antara ion bermuatan positif dan mereka bermuatan negatif. Mereka membentuk
struktur kristal yang disebut kisi kristal.
Senyawa molekul: Mereka biasanya ada dalam keadaan
cair atau gas pada suhu dan tekanan standar. Hal ini karena kekuatan yang lemah
tarik-menarik antara atom membentuk ikatan kovalen.
2.8.2 Perbedaan antara senyawa ionik dan senyawa molekul ➤ Entalpi fusi (energi panas yang diserap bila padat mencair) dan entalpi penguapan (energi panas yang diserap ketika cairan mendidih) lebih tinggi dalam senyawa ion.
➤ senyawa molekuler lebih mudah terbakar dibandingkan senyawa ion.
➤ senyawa molekuler yang lebih lembut dan lebih fleksibel dibandingkan dengan senyawa ion.
➤ senyawa ionik memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dari senyawa molekul.
➤ senyawa ionik bermuatan ion, sedangkan senyawa molekul terdiri dari molekul.
➤ Suatu senyawa ionik dibentuk oleh reaksi dari logam dengan non-logam, sedangkan senyawa molekul biasanya dibentuk oleh reaksi dari dua atau lebih non-logam.
➤ Dalam senyawa ion, ion-ion yang diadakan bersama-sama karena daya tarik listrik, sedangkan, dalam senyawa molekul, atom yang diselenggarakan bersama oleh daya tarik antara atom karena elektron bersama.
➤ Senyawa molekul tidak dapat menghantarkan listrik di setiap keadaan, sedangkan senyawa ion, jika dilarutkan dalam larutan berair, dapat bertindak sebagai konduktor listrik yang baik.
➤ senyawa ionik lebih reaktif daripada senyawa molekuler.
2.9 Reaksi Oksidasi dan Reduksi
2.9.1 Pengertian Redoks
Reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
ialah reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom
yang bersangkutan. Redoks terdiri dari rekasi reduksi dan reaksi oksidasi.
·
Reaksi Reduksi
Reduksi
adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih
oleh zat (atom, ion atau molekul).
Ø penangkapan elektron (dalam reaksi elektron
berada di ruas kiri )
Ø melepas oksigen
Ø menangkap Hidrogen
Ø Bilangan Oksidasi (Biloks)nya
berkurang
Ø Reduktor zat yang mengalami oksidasi
(Biloks naik)
Contoh reaksi reduksi:
F2 + 2e- → 2F-
·
Reaksi Oksidasi
Oksidasi
adalah suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu elektron atau lebih dari
dalam zat (atom, ion atau molekul).
Ø pelepasan elektron ( dalam reaksi
elektron berada di ruas kanan )
Ø menangkap oksigen
Ø melepas Hidrogen
Ø Bilangan Oksidasi (Biloks)nya
bertambah.
Ø Oksidator zat yang mengalami reduksi
(Biloks turun)
Contoh
reaksi oksidasi :
H2
→ 2H+ + 2e-
Oksidasi
dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak. Ini sangat jelas, karena
elektron-elektron yang dilepas oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang
lain.
2.10
Cara Memberi Nama Senyawa Kimia
2.10.1 Penamaan
Senyawa Biner Ionik
Untuk
penamaan senyawa biner ionik yang dibentuk dari satu unsur logam dan satu unsur
bukan logam, mula-mula dituliskan nama logam tanpa modifikasi dan
diikuti dengan penamaan unsur bukan logam melalui pemberian akhiran ‘ida’.
KCl : Kalium klorida
MgF2: Magnesium fluorida
KO : Kalium oksida
Ada dua sistem penulisan yang umum
dipergunakan :
- Penamaan dengan penulisan bilangan oksidasi memakai angka romawi (SISTEM STOCK).
- Penamaan dengan sistem akhiran ‘O’ untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah, akhiran ‘i’ untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
Contoh
Rumus Molekul Sistem Stock Sistem
Akhiran
CrCl2Kromium (II) klorida Kromo
klorida
CrCl3 Kromium (III) klorida Kromi
klorida
2.10.2 Penamaan Senyawa Biner
Kovalen
Penamaan senyawa
biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dengan unsur non-logam, mula-mula
dituliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif. Misalnya kita tuliskanHCl
bukannya CIH. Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang menyatakan
jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan
mempergunakan
mono 1 hepta 7
di (bis) 2 okta 8
tri (tris) 3 ona 9
tetra (tetrakis)4 deka 10
penta (pentakis)5 undeka 11
heksa (heksakis)6 dodeka 12
Awalan
yang berada dalam kurung kini jarang dipergunakan dan lebih banyak dipakai
dalam penamaan senyawa
kompleks. Jadi untuk dua oksida utama belerang dapat kita tulis
S02 : belerang dioksida atau
berdasarkan sistem stock : belerang (IV) oksida
SO,belerang trioksida atau
berdasarkan sistem stock : belerang (VI) oksida
Sistem awalan dapat menunjukkan
hubungan antara nama dan rumus dengan tepat, sedangkan sistem stock
ternyata tak selalu dapat menampakkan hubungan nama dan rumus.
2.10.3 Penamaan Asam-asam Biner
Adasegolongan
senyawa biner kovalen yang dalam keadaan tertentu dapat melepaskan ion-ion
hidrogen (H+) sehingga senyawa tersebut dikenal sebagai suatu ‘asam’.
Asam-asam biner penting sangat terbatas jumlahnya. Penamaannya berdasarkan
gabungan dari awalan ‘hidro’ dengan nama bukan logam yang diberi akhiran
‘at’.
Contoh:
HF asam hidrofluorat (asam fluorida)
HBr asam hidrobromat (asam bromat)
H2S asam hidrosulforat
(asam sulfida)
2.10.4 Penamaan Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang mengandung ion
poliatomik. Ionpoliatomik terdiri dari dua atom atau lebih yang terikat
bersama. Anion poliatomik umumnyalebih banyak dibandingkan dengan jenis kation
pliatomik. Unsur yang banyak terdapat pada anion pliatomik adalah oksigen.
Oksigen yang terikat dengan atom bukan logam lainnyadisebut oksoanion..
Sejumlah unsur tertentu membentuk deret oksoanion yang mengandung jumlah atom
oksigen yang berbeda-beda. Tabel kation dan anion
Tabel Anion
No
|
Rumus
|
Nama
Ion
|
No
|
Rumus
|
Nama
Ion
|
1
|
NH4+
|
Amonium
|
19
|
AsO33-
|
Arsenit
|
2
|
O2-
|
Oksida
|
20
|
AsO43-
|
Arsenat
|
3
|
F–
|
Florida
|
21
|
SbO33-
|
Antimonit
|
4
|
Cl–
|
Klorida
|
22
|
SbO43-
|
Antimonat
|
5
|
Br–
|
Bromida
|
23
|
ClO–
|
Hipoklorit
|
6
|
I–
|
Iodida
|
24
|
ClO2–
|
Klorit
|
7
|
CN–
|
Sianida
|
25
|
ClO3–
|
Klorat
|
8
|
S2-
|
Sulfida
|
26
|
ClO4–
|
Perklorat
|
9
|
CO32-
|
Karbonat
|
27
|
MnO4–
|
Permanganat
|
10
|
SiO32-
|
Silikat
|
28
|
MnO42-
|
Manganat
|
11
|
C2O42-
|
Oksalat
|
29
|
CrO42-
|
Kromat
|
12
|
CH3COO/C2H3O2–
|
Asetat
|
30
|
Cr2O72-
|
Dikromat
|
13
|
SO32-
|
Sulfit
|
31
|
OH–
|
Hidroksida
|
14
|
SO42-
|
Sulfat
|
32
|
HSO3–
|
Bisulfit
|
15
|
NO2–
|
Nitrit
|
33
|
HPO42-
|
Hidrogen
Fosfat
|
16
|
NO3–
|
Nitrat
|
34
|
H2PO4–
|
Dihidrogen
Fosfat
|
17
|
PO33-
|
Fosfit
|
35
|
BO33-
|
Borat
|
18
|
PO43-
|
Fosfat
|
Tabel Kation
No
|
Rumus
|
Nama
Ion
|
No
|
Rumus
|
Nama
Ion
|
1
|
Na+
|
Natrium
|
13
|
Pb2+
|
Plumbum/Timbal
(II)
|
2
|
K+
|
Kalium
|
14
|
Pb4+
|
Plumbum/Timbal
(IV)
|
3
|
Mg2+
|
Magnesium
|
15
|
Fe2+
|
Ferrum/Besi
(II)
|
4
|
Ca2+
|
Kalsium
|
16
|
Fe3+
|
Ferrum/Besi
(III)
|
5
|
Sr2+
|
Stronsium
|
17
|
Hg+
|
Hidrargium/Raksa
(I)
|
6
|
Ba2+
|
Barium
|
18
|
Hg2+
|
Hidrargium/Raksa
(II)
|
7
|
Al3+
|
Alumunium
|
19
|
Cu+
|
Cupper/Tembaga
(I)
|
8
|
Zn2+
|
Zink
/ Seng
|
20
|
Cu2+
|
Cupper/Tembaga
(II)
|
9
|
Ni2+
|
Nikel
|
21
|
Au+
|
Aurum/Emas
(I)
|
10
|
Ag2+
|
Argentum
/ Perak
|
22
|
Au3+
|
Aurum/Emas
(III)
|
11
|
Sn2+
|
Stanum/Timah
(II)
|
23
|
Pt4+
|
Platina
(IV)
|
12
|
Sn4+
|
Stanum/Timah
(IV)
|
Penamaan senyawa poliatom bergantung
pada muatan masing-masing ionnya. Contohnya
CaCO3 : Kalsium Karbonat
BaSO4 : Barium Sulfat
CaCO3 : Kalsium Karbonat
BaSO4 : Barium Sulfat
2.10.4
Penamaan Senyawa Organik Sederhana
Golongan
(Rumus Umum)
|
Rumus
Molekul
|
Nama
|
Rumus
Molekul
|
Nama
|
Alkana (CnH2n+2)
Alkena (CnH2n)
|
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
|
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Etena
Propena
Butena
Pentena
heksena
|
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20
|
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana
Heptena
Oktena
Nonena
dekena
|
DAFTAR PUSTAKA
http://usaha321.net/perbedaan-antara-senyawa-ionik-dan-molekul.htmlhttps://www.amazine.co/25734/apa-itu-senyawa-ionik-karakteristik-jenis-contohnya/
http://www.ratukimia.com/2017/02/tata-nama-senyawa-ionik-senyawa-molekuler-1.html
periodik.html
https://bisakimia.com/2014/03/04/sejarah-perkembangan-sistem-periodik-unsur-spu/
http://mercubuana.ac.id/files/KimiaTeknik/16002_kimia_teknik_modul_04.pdf
http://www.berpendidikan.com/2015/12/perkembangan-teori-atom-modern-dalton-thomson-rutherford-niels-bohr-dilengkapi-pengertian-atom-ion-dan-molekul.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar