Berbagai Materi Pembelajaran

KIMIA DASAR (Susunan berkala dan beberapa sifat unsur,Beberapa sifat unsur, Susunan berkala tahap pertama,Pandangan terbaru tentang atom,Nomor atom dan tabel periodik baru, Reaksi logam dan non logam Pembentukan senyawa ion dan molekul,Reaksi oksidasi dan reduksi, Membuat penamaan senyawa kimia.



REVIEW KIMIA DASAR
PERTEMUAN KELIMA


 
NAMA: LORANZA AFRIANTI
NIM: A1C217039
KELAS: R-003

DOSEN PENGAMPU: Dr.Yusnelti,M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Dengan hal tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar belakang ini adalah sejarah perkembangan system periodik unsur mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga pengelompokkan yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami  sejarah perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum, golongan, periode, dan sifat-sifat unsur  dalam system periodik modern.
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur.. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur yang kini jumlahnya 155 macam.
1.2 Tujuan
·         Mengetahui susunan berkala dan beberapa sifat unsure
·         Mengetahui beberapa sifat unsur
·         Mengetahui susunan berkala tahap pertama
·         Mengetahui pandangan terbaru tentang atom
·         Mengetahui nomor atom dan tabel periodik yang baru
·         Mengetahui reaksi Logam dan Nonlogam dan pembentukan senyawa ion
·         Mengetahui reaksi antara unsure nonlogam dan Pembentukan senyawa molecular
·         Mengetahui beberapa sifat senyawa ionic dan senyawa molecular
·         Mengetahui reaksi oksidasi dan reduksi
·         Mengetahui cara memberikan nama senyawa kimia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Susunan Berkala dan Beberapa Sifat Unsur
2.1.1 Susunan Berkala
Susunan Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur. Dengan ilmu kimia kita dapat mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia (reaksi kimia persenyawaan dan lain-lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur terdapat di alam dan masing-masing unsur memiliki sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu untuk mempelajari kelakukan setiap unsur, perlu diadakan klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan yang didasarkan atas persamaan sifat-sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang mirip dimasukan ke dalam satu golongan, sehingga dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih sistimatis, sekaligus dapat melihat hubungan antara satu hal dengan hal lainnya. Secara singkat, guna susunan berkala adalah untuk meramalkan dan mengetahui sifat unsur, sehingga kita dapat meramalkaan dan mengetahui berbagai gejala/kejadian di alam.

·         Susunan Berkala Mendeleev dan Meyer
Unsur-unsur disusun dalam suatu tabel berdasarkan sifat-sifatnya yang merupakan fungsi dari massa atom relative.
Unsur dengan sifat-sifat yang sama diletakkan dalam satu kolom dari atas ke bawah (Meyer berdasarkan sifat fisika sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat kimia dan fisika).Terdapat 8 golongan (kolom vertical) dan 7 perioda ( baris horizontal)
Mendeleev dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan yang akan mengisi tempat yang kosong dalam tabel
 

Kelemahan susunan berkala Mendeleev: beberapa urutan unsur terbalik jika ditinjau dari bertambahnya massa atom.
2.1.2 Sifat-sifat Unsur

·         Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

·         Jari-jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.

·         Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom/ion untuk melepaskan sebuah elektron yang terikat paling lemah (elektron teluar).
Energi ionisasi merupakan energi yang digunakan untuk melawan gaya tarik inti terhadap elektron terluarnya, jadi semakin jauh dari inti maka semakin kecil energi ionisasinya dan semakin mudah elektron itu dilepaskan.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yang seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.

·         Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk menerina sebuah elektron. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elektron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

·         Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen).
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam suatu senyawa.

·         Sifat Logam dan Non Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Contoh :
1.      Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan logam. Hal ini disebut unsur-unsur amfoter.
2.      Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat logam. Hal
ini disebut unsur-unsur metalloid.

·         Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak reaktif.

2.2 Beberapa Sifat Unsur

2.2.1 Logam

Sifat logam berkaitan dengan kemampuan suatu atom melepas elektron atau menjadi bermuatan positif (kation). Atom yang mengalami kekurangan elektron maupun penambahan elektron,  tidak akan mempengaruhi jumlah neutron dan proton  pada suatu atom. Sifat-sifat unsur logam yang sangat spesifik yaitu antara lain, mengkilap, menghantarkan listrik dan panas sehingga bisa disebut sebagai penghantar panas yang baik. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin ke bawah maka makin bertambah, dan makin ke kanan maka makin berkurang.. Unsur-unsur yang terletak pada batas tersebut adalah unsur yang memiliki sifat ganda. Beberapa hal yang berkaitan dengan unsur logam yaitu, sifat logam cenderung dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. Dan sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi, makin besar harga energi ionisasi maka semakin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin kurang sifat logamnya. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron terluar.

2.2.2 Non Logam

Sifat non logam berkaitan dengan penerimaan elektron oleh suatu atom atau menjadi bermuatan negatif (membentuk anion). Yang termasuk unsur nonlogam antara lain yaitu, halogen dan gas mulia serta 7 unsur lainnya, hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (F), belerang (S) dan selenium (Se). Sebagian besar unsur nonlogam terletak pada bagian atas tabel periodik.. Nonlogam bersifat insulator atau semikonduktor, maksudnya unsur nonlogam adalah penghantar listrik yang tidak sebaik logam. Nonlogam dapat membentuk ikatan ion, dengan menarik elektron dari logam. Dan dapat membentuk ikatan kovalen  dengan nonlogam lainnya. Beberapa hal yang berkaitan dengan unsur nonlogam adalah keelektronegatifan yaitu yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron, dan dalam satu periode (dari atas ke bawah) sifat nonlogam berkurang. Serta unsur yang paling bersifat nonlogam berada pada golongan VII A.

2.2.3 Metaloid           
             Metaloid disebut juga dengan logam tanggung atau semimetal, karena metaloid memiliki sifat logam dan nonlogam. . Metaloid pada dasarnya berbeda dengan logam, bila logam adalah konduktor (penghantar panas yang baik) sementara metaloid adalah semikonduktor (penghantar panas yang tidak sebaik logam). Metaloid yang paling terkenal yaitu silikon. Selain itu ada juga arsenik (As), sitibium (Sb), boron (B), germaium (Ge), telurium (Te), polonium (Po) dan astatin (At). Sifat-sifat metaloid pada dasarnya yaitu memiliki sifat logam dan nonlogam yang baik, namun ada juga sifat lainnya yakni, lebih rapuh daripada logam, dan kurang rapuh daripada nonlogam. Pada umumnya metaloid bersifat semikonduktor terhadap listrik. Pada tabel periodik, metaloid membentuk garis diagonal dari boron ke polonium. Unsur-unsur di kanan atas garis ini termasuk nonlogam sedangkan yang berada di kiri bawah adalah logam.

2.3 Susunan Berkala Tahap Pertama
2.3.1 Pengelompokkan Unsur Menurut Antoine Lavoisier
 
Setelah Boyle memberi penjelasan tentang konsep unsur, Lavoiser pada tahun 1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser membagi unsur-unsur dalam unsur logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih 33 unsur. Pengelompokan ini merupakan metode paling sederhana , dilakukan. Pengelompokan ini masih sangat sederhana karena antara unsur – unsur logam sendiri masih banyak perbedaan.
Perbedaan Logam dan Non Logam
Logam
Non Logam
  1. Berwujud padat pada suhu kamar (250), kecuali raksa (Hg)
  2. Mengkilap jika digosok
  3. Merupakan konduktor yang baik
  4. Dapat ditempa atau direnggangkan
  5. Penghantar panas yang baik
  1. Ada yang berupa zat padat, cair, atau gas pada suhu kamar
  2. Tidak mengkilap jika digosok, kecuali intan (karbon)
  3. Bukan konduktor yang baik
  4. Umumnya rapuh, terutama yang berwujud padat
  5. Bukan penghantar panas yang baik
Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa unsur yang memiliki sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur silikon, antimon, dan arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi unsur logam dan non-logam masih memiliki kelemahan.

2.3.2  Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang Dobereiner

 


Dobereiner adalah orang pertama menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya. Unsu-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut triade. Di dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-sifat yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki massa atom sama dengan massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.
Jenis Triade :
  • Triade Litium(Li), Natrium(Na), Kalium(k)
  • Triade Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Br)
  • Triade Klor(Cl), Brom(Br), Iodium(I)
Tabel pengelompokan unsur-unsur menurut Triade Dobereiner

2.3.3  Pengelompokan Unsur Menurut John Newlands

 

Triade Debereiner mendorong John Alexander Reina Newlands untuk melanjutkan upaya pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan keterkaitannya dengan sifat unsur.
Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur akan terulang pada tiap unsur kedelapan. Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf (law of octaves). Tabel berikut menunjukkan pengelompokan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands.
 

2.3.4 Pengelompokan Unsur Menurut Dmitri Mendeleev
 
Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode.
  Tabel pengelompokan menurut Mendeleev
 

2.3.5 Pengelompokkan Unsur Menurut  Henry Moseley

 

Tabel periodik Mendeleev dikemukakan sebelum penemuan struktur atom, yaitu partikel-partikel penyusun atom. Partikel penyusun inti atom yaitu proton dan neutron, sedangkan elektron mengitari inti atom. Setelah partikel-partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada beberapa unsur yang mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah neutron berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom yang mempunyai jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda karena massa proton dan neutron menentukan massa atom.
Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah proton menyatakan nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur ditentukan oleh nomor atom. Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan berulang secara periodik

2.4 Pandangan Terbaru Tentang Atom
2.4.1 DefinisI Awal
Definisi awal tentang konsep atom berlangsung > 2000 thn. Dulu atom dianggap sebagai bola keras sedangkan sekarang atom dianggap sebagai awan materi yang kompleks. Dibawah ini akan dipaparkan konsep Yunani tentang atom:
  • Pandangan filosof Yunani
    Atom adalah Konsep kemampuan untuk dipecah yg tiada berakhir
  • Leucippus (Abad ke-5 SM)
    Ada batas kemampuan untuk dibagi, sehingga harus ada bagian yang tidak dapat dibagi lagi
  • Democritus (380-470 SM)
    A: tidak, tomos: dibagi. 
    Jadi atom adalah partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Atom setiap unsur memilki bentuk & ukuran yang berbeda.
  • Lucretius 
    Sifat atom suatu bahan dalam “ On the Nature of Things 
2.4.2 Perkembangan Model Atom Secara Ilmiah
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan disempurnakan oleh Bohr (1914). Setelah model atom Bohr, Heisenberg mengajukan model atom yang lebih dikenal dengan model atom mekanika gelombang atau model atom modern.
Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom.
2.4.3 Model Atom Modern
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger

x,y dan z
Y
m
Ñ’ 
E
V
= Posisi dalam tiga dimensi 
= Fungsi gelombang
= massa
= h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
= Energi total
= Energi potensial
2.5 Nomor Atom dan Tabel Periodik yang Baru
Empat unsur kimia baru kini telah memiliki nama dan simbol resmi di International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Setelah ulasan selama lima bulan, para ahli kimia yang tergabung dalam IUPAC ini menyepakati empat nama untuk unsur super berat dengan nomor atom 113, 115, 117 dan 118.
4 Unsur Baru Resmi Masuk di Tabel Periodik Kimia

Unsur 113, diberi nama Nihonium (Nh), unsur dengan nomor atom 115 diberi nama Moscovium (Mc), unsur 117 diberi nama Tennessine (Ts) dan unsur 118 diberi nama Oganesson (Og). IUPAC mengumumkannempat unsur ini akan resmi masuk di tabel periodik unsur.

Ilmuwan di Jepang mengusulkan nama Nihonium (113) untuk mengabadikan nama Jepang dalam sistem periodik unsur. Nama untuk unsur 115 dan 117 diusulkan oleh periset gabungan dari peneliti Rusia. Nama Moscovium dan Tennessine mengacu pada daerah di mana unsur itu berhasil diciptakan. Sementara, nama Oganesson untuk unsur dengan nomor 118 ini diusulkan untuk menghormati Yuri Oganessian yang berkontribusi dalam berbagai penelitian mengenai unsur sehingga banyak berjasa di bidang fisika nuklir.
2.6 Reaksi Logam dan Nonlogam : Pembentukan Senyawa Ion
Senyawa ionik adalah senyawa kimia yang terbentuk oleh muatan listrik yang dimiliki oleh masing-masing ion atom penyusunnya.Biasanya, senyawa ionik terdiri dari unsur logam bermuatan positif dan non logam bermuatan negatif dan membentuk struktur kristal.Garam dapur – NaCl – adalah senyawa ionik paling umum yang ditemukan di alam, yang terdiri dari atom natrium (logam) bermuatan positif dan atom klor (non logam) bermuatan negatif.Beberapa karakteristik senyawa ionik antara lain memiliki titik didik dan titik leleh tinggi serta memiliki struktur berbentuk kristal.
Penamaan senyawa ionik dilakukan dengan pertama menyebutkan kation (ion bermuatan positif) dan diikuti dengan penyebutan anion (ion bermuatan negatif).Contoh nama-nama senyawa dengan ikatan ionik diantaranya adalah natrium klorida, kalium iodida, perak nitrat, dan merkuri klorida.Jumlah atom kation positif dan atom anion negatif tidak termasuk dalam struktur penamaan. Sebagai contoh, perak nitrat dengan rumus kimia AgNO3 tidak memerlukan bentuk jamak untuk kelompok nitrat.
Contoh:
            2Na(s)   +  Cl2 (g) ==>    2NaCl(s)
            Mg(s)    +  Cl2 (g)    ==>  MgCl2(s)
2.7 Reaksi Diantara Unsur Non Logam : Pembentukan Senyawa Molekuler
Senyawa molekul: Mereka biasanya ada dalam keadaan cair atau gas pada suhu dan tekanan standar. Hal ini karena kekuatan yang lemah tarik-menarik antara atom membentuk ikatan kovalen.
Senyawa molekul untuk menjadi lebih singkat yang disebut molekul. Sebagian besar senyawa molekul yang ada mengandung banyak atom seperti gula pasir, sukrosa, yang secara kimia ditulis sebagai C12H22O11. Ini berarti bahwa ia memiliki 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen.
Dalam senyawa molekul, daya tarik atom disebut ikatan kovalen. Senyawa molekul sebenarnya sama dengan senyawa kovalen ‘”hal-hal yang sama dengan nama yang berbeda. Senyawa molekul biasanya memiliki sifat konduktivitas listrik sedikit atau tidak ada. Jenis senyawa yang sering terbentuk antara dua non-logam.
 
CONTOH:

C(s) + O2(g) → CO2(g)
C(s) + O2(g) → 2CO(g)

Karbonmonoksida sendiri mampu bereaksi dengan oksigen membentuk CO2
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)

2.8 Beberapa Sifat Senyawa Ionik dan Molekuler
2.8. 1 Pengertian Senyawa Ionik dan Senyawa Molekul
Senyawa Ionik: Senyawa ionik biasanya dalam keadaan padat pada suhu dan tekanan standar (STP). Hal ini karena daya tarik yang kuat antara ion bermuatan positif dan mereka bermuatan negatif. Mereka membentuk struktur kristal yang disebut kisi kristal.
Senyawa molekul: Mereka biasanya ada dalam keadaan cair atau gas pada suhu dan tekanan standar. Hal ini karena kekuatan yang lemah tarik-menarik antara atom membentuk ikatan kovalen.
2.8.2 Perbedaan antara senyawa ionik dan senyawa molekul
Entalpi fusi (energi panas yang diserap bila padat mencair) dan entalpi penguapan (energi panas yang diserap ketika cairan mendidih) lebih tinggi dalam senyawa ion.
senyawa molekuler lebih mudah terbakar dibandingkan senyawa ion.
senyawa molekuler yang lebih lembut dan lebih fleksibel dibandingkan dengan senyawa ion.
senyawa ionik memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dari senyawa molekul.
senyawa ionik bermuatan ion, sedangkan senyawa molekul terdiri dari molekul.
Suatu senyawa ionik dibentuk oleh reaksi dari logam dengan non-logam, sedangkan senyawa molekul biasanya dibentuk oleh reaksi dari dua atau lebih non-logam.
Dalam senyawa ion, ion-ion yang diadakan bersama-sama karena daya tarik listrik, sedangkan, dalam senyawa molekul, atom yang diselenggarakan bersama oleh daya tarik antara atom karena elektron bersama.
Senyawa molekul tidak dapat menghantarkan listrik di setiap keadaan, sedangkan senyawa ion, jika dilarutkan dalam larutan berair, dapat bertindak sebagai konduktor listrik yang baik.
senyawa ionik lebih reaktif daripada senyawa molekuler.
2.9 Reaksi Oksidasi dan Reduksi
2.9.1 Pengertian Redoks
Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) ialah reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom yang bersangkutan. Redoks terdiri dari rekasi reduksi dan reaksi oksidasi.
·         Reaksi Reduksi
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul).
Ø  penangkapan elektron (dalam reaksi elektron berada di ruas kiri )
Ø  melepas oksigen
Ø  menangkap Hidrogen
Ø  Bilangan Oksidasi (Biloks)nya berkurang
Ø  Reduktor zat yang mengalami oksidasi (Biloks naik)

Contoh reaksi reduksi:  
                  F2 + 2e- → 2F-
                                                                  
·         Reaksi Oksidasi
Oksidasi adalah suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul).
Ø  pelepasan elektron ( dalam reaksi elektron berada di ruas kanan )
Ø  menangkap oksigen
Ø  melepas Hidrogen
Ø  Bilangan Oksidasi (Biloks)nya bertambah.
Ø  Oksidator zat yang mengalami reduksi (Biloks turun)

Contoh reaksi oksidasi :
H2 → 2H+ + 2e-

Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak. Ini sangat jelas, karena elektron-elektron yang dilepas oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain.
2.10 Cara Memberi Nama Senyawa Kimia
2.10.1 Penamaan Senyawa Biner Ionik
Untuk penamaan senyawa biner ionik yang dibentuk dari satu unsur logam dan satu unsur bukan logam, mula-mula dituliskan nama logam tanpa modifikasi dan diikuti dengan penamaan unsur bukan logam melalui pemberian akhiran ‘ida’.
KCl : Kalium klorida
MgF2: Magnesium fluorida
KO : Kalium oksida
Ada dua sistem penulisan yang umum dipergunakan :
  1. Penamaan dengan penulisan bilangan oksidasi memakai angka romawi (SISTEM STOCK).
  2. Penamaan dengan sistem akhiran ‘O’ untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah, akhiran ‘i’ untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
Contoh
Rumus Molekul Sistem Stock Sistem Akhiran
CrCl2Kromium (II) klorida Kromo klorida
CrCl3 Kromium (III) klorida Kromi klorida
2.10.2 Penamaan Senyawa Biner Kovalen
Penamaan senyawa biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dengan unsur non-logam, mula-mula dituliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif. Misalnya kita tuliskanHCl bukannya CIH. Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan mempergunakan
mono 1 hepta 7
di (bis) 2 okta 8
tri (tris) 3 ona 9
tetra (tetrakis)4 deka 10
penta (pentakis)5 undeka 11
heksa (heksakis)6 dodeka 12
Awalan yang berada dalam kurung kini jarang dipergunakan dan lebih banyak dipakai
dalam penamaan senyawa kompleks. Jadi untuk dua oksida utama belerang dapat kita tulis
S02 : belerang dioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (IV) oksida
SO,belerang trioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (VI) oksida
Sistem awalan dapat menunjukkan hubungan antara nama dan rumus dengan tepat, sedangkan sistem stock ternyata tak selalu dapat menampakkan hubungan nama dan rumus.
2.10.3 Penamaan Asam-asam Biner
Adasegolongan senyawa biner kovalen yang dalam keadaan tertentu dapat melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga senyawa tersebut dikenal sebagai suatu ‘asam’. Asam-asam biner penting sangat terbatas jumlahnya. Penamaannya berdasarkan gabungan dari awalan ‘hidro’ dengan nama bukan logam yang diberi akhiran ‘at’.
Contoh:
HF asam hidrofluorat (asam fluorida)
HBr asam hidrobromat (asam bromat)
H2S asam hidrosulforat (asam sulfida)
2.10.4 Penamaan Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang mengandung ion poliatomik. Ionpoliatomik terdiri dari dua atom atau lebih yang terikat bersama. Anion poliatomik umumnyalebih banyak dibandingkan dengan jenis kation pliatomik. Unsur yang banyak terdapat pada anion pliatomik adalah oksigen. Oksigen yang terikat dengan atom bukan logam lainnyadisebut oksoanion.. Sejumlah unsur tertentu membentuk deret oksoanion yang mengandung jumlah atom oksigen yang berbeda-beda. Tabel kation dan anion
Tabel Anion

No
Rumus
Nama Ion
No
Rumus
Nama Ion
1
NH4+
Amonium
19
AsO33-
Arsenit
2
O2-
Oksida
20
AsO43-
Arsenat
3
F–
Florida
21
SbO33-
Antimonit
4
Cl–
Klorida
22
SbO43-
Antimonat
5
Br–
Bromida
23
ClO–
Hipoklorit
6
I–
Iodida
24
ClO2–
Klorit
7
CN–
Sianida
25
ClO3–
Klorat
8
S2-
Sulfida
26
ClO4–
Perklorat
9
CO32-
Karbonat
27
MnO4–
Permanganat
10
SiO32-
Silikat
28
MnO42-
Manganat
11
C2O42-
Oksalat
29
CrO42-
Kromat
12
CH3COO/C2H3O2–
Asetat
30
Cr2O72-
Dikromat
13
SO32-
Sulfit
31
OH–
Hidroksida
14
SO42-
Sulfat
32
HSO3–
Bisulfit
15
NO2–
Nitrit
33
HPO42-
Hidrogen Fosfat
16
NO3–
Nitrat
34
H2PO4–
Dihidrogen Fosfat
17
PO33-
Fosfit
35
BO33-
Borat
18
PO43-
Fosfat



Tabel Kation
No
Rumus
Nama Ion
No
Rumus
Nama Ion
1
Na+
Natrium
13
Pb2+
Plumbum/Timbal (II)
2
K+
Kalium
14
Pb4+
Plumbum/Timbal (IV)
3
Mg2+
Magnesium
15
Fe2+
Ferrum/Besi (II)
4
Ca2+
Kalsium
16
Fe3+
Ferrum/Besi (III)
5
Sr2+
Stronsium
17
Hg+
Hidrargium/Raksa (I)
6
Ba2+
Barium
18
Hg2+
Hidrargium/Raksa (II)
7
Al3+
Alumunium
19
Cu+
Cupper/Tembaga (I)
8
Zn2+
Zink / Seng
20
Cu2+
Cupper/Tembaga (II)
9
Ni2+
Nikel
21
Au+
Aurum/Emas (I)
10
Ag2+
Argentum / Perak
22
Au3+
Aurum/Emas (III)
11
Sn2+
Stanum/Timah (II)
23
Pt4+
Platina (IV)
12
Sn4+
Stanum/Timah (IV)



Penamaan senyawa poliatom bergantung pada muatan masing-masing ionnya. Contohnya
CaCO3 : Kalsium Karbonat
BaSO4 : Barium Sulfat


2.10.4    Penamaan Senyawa Organik  Sederhana
Golongan
(Rumus Umum)
Rumus
Molekul
Nama
Rumus
Molekul
Nama
Alkana (CnH2n+2)



Alkena (CnH2n)
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C2H4
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Etena
Propena
Butena
Pentena
heksena
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana
Heptena
Oktena
Nonena
dekena


DAFTAR PUSTAKA
http://usaha321.net/perbedaan-antara-senyawa-ionik-dan-molekul.html
https://www.amazine.co/25734/apa-itu-senyawa-ionik-karakteristik-jenis-contohnya/
http://www.ratukimia.com/2017/02/tata-nama-senyawa-ionik-senyawa-molekuler-1.html
periodik.html
https://bisakimia.com/2014/03/04/sejarah-perkembangan-sistem-periodik-unsur-spu/          
http://mercubuana.ac.id/files/KimiaTeknik/16002_kimia_teknik_modul_04.pdf
http://www.berpendidikan.com/2015/12/perkembangan-teori-atom-modern-dalton-thomson-rutherford-niels-bohr-dilengkapi-pengertian-atom-ion-dan-molekul.html

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

UJIAN AKHIR SEMESTER MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarokatuh Soal Ujian Akhir Semester Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT  Nama                        ...

Recent Posts