REVIEW
KIMIA DASAR
PERTEMUAN
KEENAM
NAMA: LORANZA AFRIANTI
NIM: A1C217039
KELAS: R-003
DOSEN
PENGAMPU: Dr.Yusnelti,M.Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu
menghasilkan antar perubahansenyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa - senyawa
awal yang terlibat dalam reaksi tersebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarateristikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau
lebih produk yang biasanya memiliki ciri – ciri yang berbeda dari reaktan.
Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan
electron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya
konsep umum reaksikimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel –
partikel elementer seperti pada reaksinuklir.Beberapa pereaksi dan hasil reaksi
dapat berada dalam bentuk larutan. Larutan(solution) adalah campuran homogen
dari dua atau lebih zat dimana sesungguhnya ditentukan oleh komponen
-komponennya yaitu :- Pelarut (solvent) : substansi yg melarutkanzat.komponen
ini menentukan wujud larutansebagaigas,padatan atau zat cair.- Zat
terlarut(solute): substansi yangterlarut dalam solvent Mis : NaCl(aqueous);NaCl
solute,aqua solvent Selain memperkaya rasa masakan ternyata garam
dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam
dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika disambungkan dengan power supply dapat
menghantarkan arus listrik dan membuat lampu menyala.
1.2
Tujuan
·
Mengetahui
apa saja reaksi kimia yang terdapat dalam larutan air
·
Mengetahui
istilah istilah yang ada didalam larutan, apa saja jenis-jenisnya, dan apa saja yang
menjadi faktor dalam perubahannya.
·
Mengetahui
larutan elektrolit
·
Mengetahui
reaksi –reaksi apa saja yang terdapat antara ion-ion
·
Mengetahui
reaksi-reaksi asam dan basa
·
Mengetahui
terjadinya reaksi Metatesis
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1Reaksi
Kimia Dalam Larutan Air
2.1.1
Sifat Umum Larutan Berair
·
Elektrolit
: suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yg
dapatmenghantarkan listrik ciri2 elektrolit kuat : apabila zat terlarut
dianggap 100% terdisosiasimenjadi ion2nya dalam larutan (disosiasi adalah
penguraian senyawa menjadikation dan anion)
·
Nonelektrolit : tidak menghantarkan arus
listrik ketika dilarutkan dalam air
·
Air merupakan pelarut sangat efektif
untuk senyawa- senyawa ionik pelarut polar(memiliki ujung positif H dan ujung
negatif O) .
·
Hidrasi (hydration) : proses dimana sebuah ion
dikelilingi oleh molekul2 air yg tersusundalam keadaan tertentu membantu
menstabilkan ion2 dlm larutan dan mencegah kation untukbergabung kembali dgn
anion. ex : NaCl (s) +(H 2O) Na + (aq) + Cl -(aq)
·
Asam dan basa juga merupakan
elektrolit.beberapa asam termasuk HCl dan HNO 3merupakan elektrolit kuat.
·
Beberapa asam tertentu seperti CH 3COOH
mengalami ionisasi sebagian : CH 3COO
-(aq) +«CH 3COOH (aq) H +(aq) reversible. Keadaan kimia sepeti
diatas dimana tidak ada perubahan menyeluruh yg dpt teramati disebut
kesetimbangan kimia.
2.1.2
Kelarutan
Kelarutan khas dari senyawa-senyawa
ionik dalam air pada suhu 25 0C.
(1) Semua senyawa logam alkali
(Gol.1A) dapat larut,
(2) Semua senyawa amonium (NH 4-)
dapat larut ,
(3) Semua senyawa yg mengandung
nitrat(NO 3-),klorat(ClO 3-) dan perklorat (ClO 4-) dapat larut.
(4) Sebagian besar hidroksida(OH -)
tidak dapat larut kecuali hidroksida logam alkali dan Ba(OH) 2, Ca(OH) 2 sedkit
larut.
(5) Sebagian besar senyawa yang mengandung
klorida(Cl -), bromida(Br -) atau iodida(I -)dapat larut kecuali senyawa -
senyawa mengandung Ag +, Hg2 2+, dan Pb 2+
(6) Semua
karbonat (CO3 2-) ,fosfat (PO 43-) dan sulfida(S 2-) tidak dapat larut kecualiseyawa
- senyawa ion logam alkali dan ion ammonium.
(7)
Sebagian besar sulfat(SO 42-) dapat larut, CaSO 4 dan AgSO 4 sedikit larut,
BaSO 4 danHgSO 4, PbS
2.2 Istilah-Istilah
Pada Larutan
2.2.1 Sifat
Dasar Larutan
Larutan
adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua
zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun.
Komponen
larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi
kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena pengendapan atau
penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini memerlukan komposisi larutan.dan
berdasarkan daya hantarnya larutan dibagi menjadi larutan elektrolit dan non
elektrolit.
2.2.2
Pembagian Larutan
2.2.2.1 Larutan tak jenuh
Yaitu
larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk
membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan
zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion <
Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
2.2.2.2 Larutan jenuh
Yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah
solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi
apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
2.2.2.3
Larutan Sangat Jenuh
Larutan
sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.
Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp
berarti larutan lewat jenuh (mengendap).Berdasarkan banyak sedikitnya zat
terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu
larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b)
Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding
solvent.Dalam suatu larutan, pelarut dapat berupa air dan tan airO 4 tidak
larut.
Contoh larutan
|
Zat terlarut
|
|||
Gas
|
Cairan
|
Padatan
|
||
Pelarut
|
Gas
|
Bau suatu zat padat yang
timbul dari larutnya molekul padatan tersebut di udara
|
||
Cairan
|
||||
Padatan
|
2.3
Elekrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantar listrik. Penghantar listrik bisa terjadi
karena larutan tersebut memiliki ion-ion bebasnya. Pembentukan ion-ion dari
atom bebasnya disebut ionisasi. Ionisasi biasanya terjadi pada garam juga asam
kuat yang dilarutkan dalam air.
Contohnya seperti garam NaCl akan terionisasi menjadi Na+
dan Cl- bila dilarutkan dalam air. Begitu juga yang
terjadi pada asam kuat HCl yang akan terionisasi menjadi H+ dan Cl-.
Untuk mengujinya bisa dilakukan
percobaan sebelumnya. Bila lampu menyala atau menghasilkan gelembung berarti
larutan itu termasuk larutan elektrolit.
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli
kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini
teori tersebut tetap bertahan. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif
yang disebut ion (ion positif dan ion negatif). Jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan
netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael
Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan
elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas.
Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion
negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi
elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen.
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh
molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion
yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. Dalam
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai
dengan panah satu arah ke kanan.
Contoh larutan elektrolit kuat :
1. Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4),
asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl);
2. Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium
hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2);
3. Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan
yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat
gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi
ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit
ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi
elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah : CH3COOH,
HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH.
Seperti namanya, larutan nonelektrolit berarti kebalikan
dari larutan elektrolit. Artinya larutan nonelektrolit tidak bisa menghantarkan
listrik. Hal ini disebabkan karena tidak terjadi ionisasi pada larutan tersebut
atau kalaupun terjadi ionisasi, ion-ion yang dihasilkannya tidak cukup kuat
untuk menghantarkan listrik.
Contoh larutan nonelektrolit adalah alkohol, larutan gula
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel perbandingan antara larutan
elektrolit dan nonelektrolit
Larutan elektrolit
|
Larutan nonelektrolit
|
Dapat mengahantar listrik
|
Tidak dapat menghantarkan listrik
|
Terjadi proses ionisasi (terurai menjadi ion-ionnya)
|
Tidak terjadi proses ionisasi
|
Lampu dapat menyala terang atau redup dan ada gelembung
gas
|
Lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas
|
Contoh:
Larutan garam dapur
Cuka dapur
Air aki
Larutan garam magnesium
|
Contoh:
Larutan gula
Larutan urea
Larutan alkohol
Larutan glukosa
|
Adapun perbedaan daya hantar beberapa larutan elektrolit dan larutan nonelektrolitadalah
sebagai berikut:
Dari data label tampak bahwa:
1. Arus listrik yang melalui larutan asam sulfat, natrium
hidroksida dan garam dapur adalah
elektrolit kuat, karena dapat
menyebabkan lampu menyala terang dan timbul gas di
sekitar elektrode. Hal ini menunjukan bahwa larutan asam sulfat, natrium
hidroksda dan garam dapur memiliki daya hantar listrik yang baik.
2. Arus listrik yang melalui larutan asam cuka dan amonium
hidroksida dapat menyebabkan lampu tidak menyala, tetapi pada elektrode akan timbul gas. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam cuka dan amonium hidroksida memiliki daya hantar listrik yang lemah.
3. Arus listrik yang melalui larutan gula dan larutan
urea tidak mampu menyalakan lampu dan juga tidak timbul gas pada elektrode. Hal
ini menunjukan larutan gula dan larutan urea tidak dapat menghantarkan listrik.
2.4
Reaksi antara
ion-ion
Reaksi ionisasi
atau proses ionisasi adalah suatu proses perubahan atom atau kelompok
atom netral menjadi atom bermuatan listrik (ion) akibat dari penambahan atau
pengurangan elektron dari atom tersebut. Jika suatu atom menangkap sejumlah
elektron dari atom lain maka atom tersebut akan bermuatan negative (ion
negative = anion). Namun apabila atom tersebut melepaskan sejumlah
elektron yang dimilikinya, maka atom tersebut akan bermuatan positif (ion
positif = kation). Proses ionisasi merupakan salah satu penyabab dari
suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik (larutan elektrolit).
Reaksi ion bersih atau biasa disingkat dengan RIB
merupakan metode penulisan reaksi ionisasi di mana ion-ion yang sama (ion-ion
penoton) pada ruas kiri dan kanan dihilangkan atau dicoret. Reaksi ion bersih
banyak diaplikasikan pada reaksi asam dan basa.
Adapaun aturan dalam penulisan reaksi ion bersih
adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan reaksi ionnya.
a. Zat berupa elektrolit kuat dinyatakan oleh ion-ionya.
Perkecualian adalah
untuk elektrolit kuat mengendap di mana zat dinyatakan oleh rumus kimianya.
Contoh reaksi
antara timbale(II) nitrat Pb(NO3)2 (elektrolit
kuat) dengan kalium iodide KI (elektrolit kuat) menghasilkan timbale(II)
iodide PbI2 (elektrolit kuat mengendap) dan kalium nitrat KNO3
(elektrolit kuat)
Reaksinya adalah
sebagai berikut:
Pb(NO3)2 (aq)
+ 2KI (aq) --> PbI2 (s) + 2KNO3 (aq)
Reaksi ion adalah
sebagai berikut:
Pb2+ (aq) + 2NO3-
(aq) + 2K+ (aq) + 2I- (aq)
--> PbI2 (s) + 2K+ (aq) + 2NO3-
(aq)
b. Zat berupa elektrolit lemah dinyatakan oleh rumus kimianya.
Contoh reaksi
antara asam asetat CH3COOH (elektrolit lemah) dengan natrium
hidroksida NaOH (elektrolit kuat) menghasilkan natrium asetat CH3COONa
(elektrolit kuat) dan air H2O (elektrolit lemah)
Reaksinya adalah
sebagai berikut:
CH3COOH (aq) + NaOH (aq)
--> CH3COONa (aq) + H2O (l)
Reaksi ion adalah
sebagai berikut:
CH3COOH (aq) + Na+ (aq)
+ OH- (aq) --> Na+ (aq) + CH3COO-
(aq) + H2O (l)
c. Zat berupa unsur (atom, molekul unsur) dinyatakan oleh rumus kimianya.
Contoh reaksi
antara logam natrium Na (unsur) dengan asam pospat H3PO4
(elektrolit kuat) menghasilkan natrium pospat Na3PO4
(elektrolit kuat) dan gas hydrogen H2 (unsur).
Reakinya adalah
sebagai berikut:
6Na (s) + 2H3PO4
(aq) --> 2Na3PO4 (aq) + 3H2 (g)
Reaksi ion adalah
sebagai berikut:
6Na (s) + 6H+ (aq)
+ 2PO43- (aq) --> 6Na+ (aq)
+ 2PO43- (aq) + 3H2 (g)
2.5
Reaksi Asam Basa
2.5.1 Pengertian Asam Dan Basa
1. Asam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang
berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.secara
umum asam yaitu zat yang berasa masam.
2. Basa
Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu.
Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit bersifat kaustik.
2.5.2 . Teori Asam Basa Menurut Beberapa Tokoh
1. Teori Asam dan basa menurut Svante Arrhenius
Arrhenius menyatakan mulekul –
mulekul zat elektrolit selalu menshasilkan ion – ion positif dan negatif jika
dilarutkan dalam air. Pada tahun 1984 Ilmuan Swedia, Svante Arrhenius
mengemukakan pengertian asam – asam berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut
Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion .
Adapun basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
.
Contoh senyawa Asam – Basa menurut Svante Arrhenius
Senyawa
|
Contoh
|
Reaksi Ionisasi
|
Asam
|
HCL (Asam Klorida)
|
HCL (aq) (aq) + (aq)
|
HBr (Asam Bromina)
|
HBr (aq) (aq) + (aq)
|
|
HI (Asam Iodida)
|
HI (aq) (aq) + (aq)
|
|
HF (Asam Fluorida)
|
HF (aq) (aq) + (aq)
|
|
S (Asam Asetat)
|
S (aq) (aq) + (aq)
|
|
Basa
|
NaOH (Natrium Hidroksida)
|
NaOH (aq) (aq) + (aq)
|
KOH (Kalium Hidroksida)
|
KOH (aq) (aq) + (aq)
|
|
Mg(Magnesium Klorida)
|
Mg (aq) + (aq)
|
|
(Kalium Hidroksida)
|
(aq) + (aq)
|
|
Al(Aluminium Hidroksida)
|
Al (aq) + (aq)
|
2. Teori Asam dan Basa menurut
Bronsted-Lowry
Pada tahun
1923, ilmwuan Denmark Johannes Bronsted dan Ilmuwan Inggris Thomas Lowry
mengemukakan teori asam dan basah berdasarkan serah terima proton.
Teori
·
Asam adalah
donor proton (ion hidrogen).
·
Basa adalah
akseptor proton (ion hidrogen).
Pengertian
asam dan basa yang dikemukakan oleh Bronsted – Lowry memperbaiki
kelemahan teori asam – basa Arrhenius. Pengertian asam – basa Arrhenius
hanya berlaku untuk senyawa yang larut dalam pelarut air karena reaksi ionisasi
yang menghasilkan ion dan ion hanya terjadi dalam
pelarut air.
Dalam
suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan teori Bronsted – Lowry, suatu
asam dan basa masing – masing mempunyai pasangan. Pasangan asam disebut basa
konjugasi sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.
Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam asam basa konjugasi:
a.
Molekul
atau ion yang membentuk pasangan asam basa harus berbeda hanya satu ion Dalam
suatu apsangan, asam selalu memilki kelebihan satu ion dari basa.
b.
Asam
konjugasi dapat dicari dengan cara menambahkan satu ion pada zat tersebut,
sedangkan basa konjugasi dapat dicari dengan menghilangkan satu ion pada
zat tersebut.
c.
Molekul
atau ion yang mengandung atom H serta atom yang memiliki pasangan elektron
bebas dapat bersifat asam (memberikan ion) dan bersifat basa (menerima
ion 0) zat semacam ini disebut amfibrotik atu amfoter
Keunggulan asam – basa
menurut Bronsted – Lowry:
a.
Konsep
asam – basa menurut Bronsted –Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam – basa dalm pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa
pelarut.
b.
Asam
dan basa dari Bronsted – Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi dapat juga
berupa kantion atu anion. Konsep asam dan basa dari Bronsted – Lowry dapat menjelaskan
sifat asam suatu senyawa.
2.6
Terjadinya
Reaksi Metatesis
Reaksi
metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua buah elektrolit pembentuk
garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu; garam LA
dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA dengan basa BOH.
Reaksi
metatesis disebut juga reaksi perpindahan rangkap menyangkut suatu larutan dan
pertukaran dari kation dan anionnya. adapun pendukung dalam rekasi metatesis
adalah berupa terbentuknya endapan, gas dan eletrolit lemah. tak hanya endapan
garam bila larutan-larutan pereaksi dicampurkan tergantung dari konsentrasi ion
yang membentuk garam tersebut. Reaksi metatesis bercirikan adanya pertukaran
dari bagian molekul diantara dua reaktan.
Bila
konsentrasi ion cukup banyak untuk membentuk campuran reaksi menjadi jenuh
terhadap kelarutan garam tersebut maka akan terbentuk endapan. Reaksi metatesis
dapat terjadi jika salah satu hasil reaksi berupa endapan atau gas, dengan kata
lain salah satu hasil reaksi memiliki kelarutan yang rendah didalam air.
Reaksi ini
secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
AB
+ CD AD
+ CB
Reaksi
metatesis (pertukaran pasangan) dapat terjadi jika AD dan CB memenuhi paling
tidak satu kriteria berikut:
1. Sukar larut dalam air (mengendap)
2. Senyawa
tidak stabil
3. Sifat
elektrolitnya lebih lemah daripada AB dan CD.
Reaksi Metatesis terdiri dari:
1. Reaksi Pengendapan yaitu suatu proses reaksi
yang membentuk endapan.
Seperti
pada contoh :
v Reaksi antara timbal (II) nitrat dan kalium iodida
Reaksi
ini menghasilkan endapan berwarna kuning timbal (II) iodida dan larutan kalium
nitrat.
v Garam LA +
garam BX → garam LX + garam BA
NaCl + AgNO3 → AgCl(s)
+ NaNO3
Reaksi ini
menghasilkan endapan berwarna putih untuk senyawa AgCl, dalam reaksi dituliskan
tanda (s) berarti solid.
v 2AgNO3(aq) + Na2CrO4(aq) Ag2CrO4(s)
+ 2NaNO3(aq)
(reaksi
metatesis / reaksi pengendapan)
Pada reaksi
antara AgNO3 dan Na2CrO4 terjadi pertukaran pasangan, Ag+ bergabung
dengan CrO42- dan Na+ bergabung dengan NO3- ,
karena itu reaksi ini disebut reaksi metatesis. Di sisi lain gabungan Ag+
dengan CrO42 membentuk endapan merah Ag2CrO4,
sehingga reaksi ini juga disebut reaksi pengendapan.
2. Reaksi Netralisasi merupakan reaksi antara
asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.
Contoh lain :
Garam LA + basa BOH → Garam BA +
LOH.
NH4Cl + KOH → KCl + NH4OH
Reaksi ini berlanjut dengan menguraikan
senyawa NH4OH
NH4OH ⇄ H2O + NH3 (g)
3. Reaksi Pembentukan Gas adalah reaksi kimia
yang pada produknya dihasilkan gas misalnya :
Ø pada proses
fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada pembuatan roti,
ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan adonan roti mengembang.
Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika soda kue (NaHCO3)
ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan mengakibatkan sel ragi mati, maka
proses fermentasi berhenti.
Ø logam besi dapat
bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2)
dan gas hidrogen (H2).
Contoh lain :
Garam BX + asam
HA → Garam BA + Asam HX
FeS + 2 HCl
→ FeCl2 + H2S(g)
Hasil reaksi
berupa gas H2S yang dapat lepas keluar dari tempat berlangsungnya
reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/vestersaragih/the-real-makalah-reaksi-kimia-dalam-larutan-air
Chang Raymond.
2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta.
Erlangga
http://www.avkimia.com/2017/02/reaksi-reaksi-asam-basa.html
https://www.scribd.com/doc/51785088/REAKSI-METATESIS